Jumat, 05 Februari 2021 - 04:35:18 WIB
Kategori: SosBud & Indonesiana - Dibaca: 919 kali
Isi Komentar :
Ngarit
Diposting oleh : AdministratorKategori: SosBud & Indonesiana - Dibaca: 919 kali
[suluh.co.id] Jakarta, 05 Pebruari 2021
Rasanya pandemi corona sudah berlangsung lama. Begitu banyak orang-orang terdekat yang menjadi korbannya. Entah kapan berakhir.
Ada seorang pengurus Mualaf Center Kab Sekarang yang positif. Dia, istri, dan ibunya positif. Kemungkinan anak-anaknya juga positif. Padahal anaknya ada 5. Yang bungsu masih bayi. Sedih sekali mendengarnya.
Satu keluarga harus isolasi. Selama isolasi, dia tidak boleh keluar mencari nafkah ataupun mencari rumput untuk sapi peliharaannya. Untunglah warga sekitar sangat baik. Tiap hari mengantar sayur dan lauk untuk dimasak.
Bahkan warga membuat jadwal siapa saja yang harus mencari rumput untuk sapi yang dipelihara teman saya ini. Saya takjub melihat kebersamaan warga lereng Merbabu ini.
Mendengar warga bergotong royong mengantar lauk itu sudah biasa. Tapi bergotong royong mencari rumput? Baru kali ini memdenganya, masya Alloh...
Memang mayoritas warga lereng Merbabu itu memiliki hewan peliharaan. Biasanya ayam, kambing, atau sapi. Mereka memiliki kewajiban ngarit (mencari rumput) setiap hari.
Ketika wabah covid-19 menghantam lereng Merbabu, maka hewan ternak juga terkena imbasnya. Itulah mengapa disini ada jadwal ngarit bergantian. Ngarit untuk warga yang sedang diisolasi. Agar hewan ternak tetap terpelihara dengan baik.
Dari pandemi covid-19 ini, kita jadi faham bahwa mayoritas warga negri ini adalah orang baik. Dengan suka rela bahu-membahu menolong sesama. Tak ada paksaan. Semuanya bergerak atas kemauan sendiri. Mungkin ini salah satu rahasia mengapa korban disini tidak sebanyak di Eropa. Karena begitu banyak orang baik disini.
Sungguh pandemi Corona ini semakin mengasah hati nurani kita. Bahwa saat-saat sulit seperti sekarang menjadikan kita senasib sepenanggungan.
Widi Astuti - FB
0 Komentar :
Isi Komentar :
|
|