Minggu, 18 September 2022 - 19:48:37 WIB
Kategori: Pendidikan & Humaniora - Dibaca: 1345 kali

Isi Komentar :
G.U.R.U
Diposting oleh : AdministratorKategori: Pendidikan & Humaniora - Dibaca: 1345 kali
[suluh.co.id] Jakarta, 18 September 2022
CARA JEPANG MENGHARGAI GURU
“Berapa jumlah guru yang tersisa?”
Kata-kata ini yang diucapkan pertama kali Kaisar Hirohito setelah mendengar berita luluh lantaknya Hiroshima dan Nagasaki.
Pertanyaan mengenai jumlah guru yang tersisa ini lantas membuat bingung para Jenderal. Sebab, semula mereka mengira sang Kaisar akan menanyakan perihal tentara, alih-alih guru yang masih tersisa.
Para Jenderal tersebut kemudian menegaskan kepada Kaisar Hirohito, bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar, walau tanpa kehadiran para guru. Menanggapi perkataan ini, Kaisar Hirohito mengatakan bahwa Jepang telah jatuh. Kejatuhan ini dikarenakan mereka tidak belajar. Jenderal dan tentara Jepang boleh jadi kuat dalam senjata dan strategi perang, tetapi tidak memiliki pengetahuan mengenai bom yang telah dijatuhkan Amerika.
Kaisar Hirohito kemudian menghimbau pada para Jenderalnya untuk mengumpulkan seluruh guru yang tersisa di seluruh pelosok Jepang. Sebab, kepada para gurulah seluruh rakyat Jepang kini harus bertumpu, bukan pada kekuatan pasukan.
Ada sekitar 45.000 guru yang tersisa pada saat itu dan Kaisar Hirohito memberi mereka arahan. Kehadiran guru pada saat itu manjadi hal krusial bagi seluruh lapisan masyarakat Jepang. Karenanya, perlahan negara ini dapat kembali bangkit dari keterpurukan dan menjadi penguasa teknologi dunia.
Meski pun Jepang adalah penjajah, tak salah kita mengambil iktibar dari kebijakan Kaisar Hirohito dan penghargaannya terhadap guru.
Hamdi Akhsan - FB

0 Komentar :
Isi Komentar :
|
|