Jumat, 26 Januari 2024 - 06:59:12 WIB

Lobang Keempat Prabowo

Diposting oleh : Administrator
Kategori: Politik - Dibaca: 188 kali

[suluh.co.id] Jakarta, 26 Januari 2024

 


Lubang Ke-Empat Prabowo

Ada pepatah klasik yang sudah lama kita sepakati: hanya keledai yang jatuh dua kali di lubang yang sama. Aku menduga pepatah itu berasal dari negeri timur tengah, sebab binatang itu sempat menjadi tunggangan favorit di masa itu sampai-sampai muncul kisah bapak dan anak yang berjalan memanggul seekor keledai. Bertahun-tahun kemudian, di Indonesia, kita sama-sama menyaksikan seorang tokoh populer yang dengan sangat baik dan cermat menerapkan ilmu keledai, namanya Prabowo Subianto.

Jika harus sedikit adil, Prabowo bukan dua kali jatuh mengalami kekalahan yang sama, namun sudah tiga kali. Jika pilpres kali ini dia kembali gagal, artinya itu akan menjadi lubang ke-empat bagi Prabowo. Apakah artinya Prabowo tidak pernah bisa belajar dari pengalaman?

Itu sungguh pertanyaan konyol dan kurang ajar. Tentu sebenarnya Prabowo belajar. Buktinya pada Pilpres kali ini sempat muncul branding gemoy, joget-joget dan riang gembira. Namun manipulasi yang hampir sempurna itu justru dirusak dirinya sendiri yang sejatinya seorang tempramental. Mengolok-olok etika dengan makian kasar, sampai merendahkan kandidat lain dengan sangat lancar adalah pemandangan yang bisa dengan mudah kita lihat pada diri Prabowo.

Pasca debat, kita tahu Anies dikata-katai tolol oleh Prabowo di depan kader Gerinda. Begitu juga Ganjar yang disebut otaknya nggak jalan karena melahirkan program internet gratis untuk para siswa.

Artinya, Prabowo lah yang sebetulnya menciptakan lubang bagi langkahnya sendiri dan membuatnya terperosok. Penolakan yang besar dari masyarakat tak lain karena sikapnya yang sama sekali tidak mencerminkan sebagai calon pemimpin bangsa, namun lebih mirip penguasa terminal bus. Jangan-jangan Prabowo juga gemar meludah sembarangan.

Aku pun curiga Prabowo memang tidak bisa sepenuhnya menggunakan akal pikirannya karena sudah dikuasai amarah. Ukurannya mudah, dia gampang sekali melakukan tindakan yang mestinya tidak dilakukan. Jangan salah, kemarahan memang bisa merusak kerja kognitif otak. Saat orang marah terjadi perubahan fisiologis pada tubuh dan otak. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan kemarahan memicu aktivitas area otak seperti korteks prefrontal, yang terkait dengan pengendalian impuls dan pengambilan keputusan.

Kita tahu Prabowo termasuk orang yang sangat tidak bisa mengendalikan amarah. Jika itu sudah terjadi selama bertahun-tahun, sudah berapa banyak fungsi otaknya yang tergerus? Taruhlah saat ini hanya 25 persen kapasitas pikiran Prabowo yang masih berfungsi, dan itupun masih harus dibagi-bagi dengan aktivitas dan konsentrasinya yang lain.

Kita perlu membagi-bagi karena bagaimanapun Prabowo termasuk orang yang punya banyak kesibukan. Misalnya konsentrasinya memelihara kuda, mampu memeras otaknya sebanyak 5 persen. Untuk mengurus kucingnya 3 persen, kerabatnya 2 persen, untuk mengurusi partai  kita sepakati saja 5 persen, pemilu 5 persen, untuk memikirkan strategi sampai joget-joget gemoy butuh 5 persen. Dan sisanya sudah rusak, atau hanya dipenuhi kemarahan.

Makanya jangan kaget jika yang diperlihatkan Prabowo lebih banyak marah-marahnya, sebab hal itu memang sudah mendarah daging. Ketika orang tempramen menduduki jabatan tertinggi, kebijakannya tentu akan lebih besar dilahirkan atas ego. Gagalnya proyek food estate yang melenyapkan triliunan uang negara, sesungguhnya adalah contoh kecil bahwa proyek itu dijalankan dengan ego dan nafsu.

Ya, itulah yang dilihat masyarakat pada Prabowo. Betapa sulitnya Prabowo menjinakkan egonya sendiri. Dan itu akan terus mengganduli langkah politik Prabowo. Wajar jika kemudian dia terkesan seperti tidak bisa belajar dari pengalaman, sebab Prabowo memang dikalahkan ego sendiri.

Lalu, apakah keberadaan Jokowi dan Gibran pada Pilpres kali ini mampu membopong Prabowo untuk menghindari lubang ke- empat? Ada satu kemungkinan,  mereka lah yang justru bakal terkena imbasnya, dan lalu terjerembab di lubang yang sama.

Pada cerita bapak, anak dan seekor keledai yang pernah kita dengar dari negeri timur tengah, memang akhirnya mereka juga mendapatkan cemooh, karena membopong seekor keledai bagaimanapun adalah tindakan yang bodoh. Tapi Jokowi, Gibran dan Prabowo, tentu saja nggak ada hubungannya dengan kisah yang amat terkenal itu.

 



Salam, Sobar Harahap




Isi Komentar :
  • Hari ini 12 juni, tahun 1964 Nelson Mandela divonis penjara seumur hidup
  • Concorde melakukan penerbangan perdananya (24 Mei 1976) dari London ke Washington, D.C ...
  • Pembalap rockie Yamaha, Vinales, menyabet gelar pertamanya di seri MotoGP perdana 2017 di Qatar
  • Ferrari akhirnya memecah kebuntuan setelah pembalapnya Vettel menjuarai GP perdana di musim 2017
  • Hari ini (21/2), 41 tahun silam Presiden Soekarno Umumkan Reshuffle Kabinet Dwikora pada thn 1966

5166676

Pengunjung hari ini : 564
Total pengunjung : 1143285
Hits hari ini : 1537
Total Hits : 5166676
Pengunjung Online : 13
Apa yang Anda harapkan di 2024 ?

Lihat Hasil Poling