Jumat, 08 Maret 2024 - 06:20:08 WIB
Kategori: Internasional - Dibaca: 259 kali
Isi Komentar :
RADIKAL Tentang SEJARAH
Diposting oleh : AdministratorKategori: Internasional - Dibaca: 259 kali
[suluh.co.id] Jakarta, 08 Maret 2024
Saat brainstrorming dalam kuliah perdana "Isu-isu Kontemporer Dunia Islam," untuk mengumpulkan ide-ide apa saja yang menurut mahasiswa, peristiwa, topik dan fenomena yang paling aktual di dunia Islam terkini, utk bahan kuliah dan didiskusikan dalam perkuliahan, para mahasiswa menyebut rupa-rupa, dari yang serius sampai celetukan lucu.
Terkumpullah beberapa topik aktual dan menarik: Islamfobia; fenomena muallaf modern; feminisme dan gender di masyarakat Muslim; Islam dan isu lingkungan; Islam, terorisme dan radikalisme; kontestasi demokrasi dan khilafah: perang Israel-Palestina, derita minoritas Muslim di Rohingnya, Ughyur dan India, dakwah Islam di media sosial, Islam dan dunia digital, Islam dan artificial intelligence (AI) dll. Islam dan ngopdud mah gak ada yang nyebut , padahal sejarah kopi di dunia Islam itu menarik.
Seorang mahasiswa bertanya: "Pak, tentang radikal, saya pernah baca tulisan Bapak bahwa Indonesia dulu tak akan merdeka tanpa ada gerakan radikal yaitu radikalisme ulama melawan kolonial. Itu gimana Pak? Emang hubungan radikalisme dengan sejarah itu gimana?"
"Pertanyaan menarik," kata saya.
"Ada yang mau menjawab?" Mahasiswa pada diam, pada mikir.
"Radikal yang bermakna negatif itu adalah konstruksi politik. Sebutan radikal sekarang pada gerakan Islam itu sama dengan sebutan pemberontak pemerintah kolonial pada gerakan ulama. Dulu para pemberontak itu negatif dan berbahaya di mata kolonial tapi pahlawan di masyarakat dan bangsa Indonesia. Betul gak?" Sambung saya. "Sekarang kurang lebih sama, gerakan Islam itu di mata pemerintah dan masyarakat bisa berbeda persepsinya."
"Dan sebenarnya makna radikal tentang sejarah itu positif. Radikal itu singkatan dari ramah, terdidik dan berakal," mahasiswa pada ketawa Jadi, justru harus kalian sebagai mahasiswa sejarah harus membuktikan kebenaran klaim itu." "Membuktikan gimana Pak?"
"Ramah, artinya kita ramah pada sejarah, tak melupakannya, akrab dan bergairah untuk membangkitkan puing-puing masa lalu sejarah Islam. Itu komitmen religio-intelektual kita karena kita mahasiswa sejarah Islam dan kita adalah Muslim.
Terdidik adalah orang-orang yang punya perhatian dan komitmen pada sejarahnya pasti adalah orang-orang terdidik. Orang terdidik itu melihat problema masa kini dengan melihat sebab-sebab sejarahnya mengambil historical lesson-nya, apalagi kuliah di sejarah Islam. Harus begitu. Itu artinya mengamalkan ilmu yang kita pelajari.
Berakal. Hanya orang-orang yang berakallah yang tidak mau kesalahan sejarahnya terulang. Wejangan filosofis mengajarkan kita, orang yang dungu adalah mereka yang jatuh ke lubang yang sama dua kali. Orang-orang yang terperosok pada kesalahan sejarahnya berulang kali adalah orang-orang yang tidak berakal. Makanya, Al-Qur'an mengajarkan, lihatlah masa lalumu, sejarahmu, untuk perbaikan masa depanmu."
"Jadi, apa masalahnya dengan sebutan radikal? Justru harus bangga. Karena memang gak ada apa-apa dan gak ada yang negatif. Itulah pengertian radikal yang sesungguhnya. Positifkanlah semua yang negatif dalam hidup ini supaya kita sehat dan selalu optimis."
Mahasiswa pada manggut-manggut sambil pada senyum. Merasa baru mendapat kuliah aneh ttg makna radikal dalam konteks sejarah seperti itu
"Ada pertanyaan?"
"Gak ada Pak. Selamat datang lagi aja di kampus Pak." Celetuk seseorang di belakang. "Yu ah bubar dan ngopi, kuliah jangan terlalu serius"
MHH - FB
0 Komentar :
Isi Komentar :
|
|