Bang Ben I
Diposting oleh : AdministratorKategori: SosBud & Indonesiana - Dibaca: 202 kali
[suluh.co.id] Jakarta, 05 Juni 2024
BENYAMIN SUEB PUNYA CERITA (I) : Perjalanan Karir
Benyamin Sueb pernah jadi pedagang roti dorong. Pada tahun 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bis PPD, langsung diterima. “Tidak ada pilihan lain”, katanya. Pangkatnya cuma kenek, dengan trayek Lapangan Banteng-Pasar Rumput. Itu pun tidak lama. “Habis, gaji tetap belum terima, dapat sopir ngajarin korupsi melulu,” tuturnya. Korupsi yang dimaksud ialah, ongkos penumpang ditarik, tetapi karcis tidak diberikan. Ia sendiri mula-mula takut korupsi, tetapi sang sopir memaksa. Sialnya, tertangkap basah ketika ada razia. Benyamin tidak berani lagi muncul ke pool bis PPD. Kabur, daripada diusut. Catatan : Kalau tidak salah Pool PPD ini ada di Jln. Kramat, Jakarta Pusat.
Bersama teman-teman sekampung di Kemayoran, Benyamin membentuk Melodyan Boy. Benyamin nyanyi sambil memainkan bongo. Bersama bandnya ini pula, dua lagu Benyamin terkenang sampai sekarang, Si Jampang dan Nonton Bioskop.
Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan satu grup Naga Mustika. Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Benyamin S menuturkan dirinya anak band di tahun 50'an "Gue maen bonggo,nyanyi gantian sama Rahmat Kartolo. Dia pop gue yg rada intelek nyanyi lagu2 jazz. Nama band nya Melody Boys" memainkan repertoar musik calypso, rhumba, dan cha-cha, bahkan sesekali menyusupkan keroncong walau pun diimbuh beat bernuansa Barat. Pendukung band ini yaitu Rachman A (gitar), Rahmat Kartolo (vokal), Yoyok Jauhari (vokal), Imam Kartolo (saxophone), Pepen Effendi (vokal), Saidi (bongo), Zainin Slamet (perkusi,suara latar), Suparlan (gitar), Timbul Heri Sukarjo (bas), dan Benyamin S (bongo,suara latar).
Benyamin bahkan pernah bermain jazz dengan biang jazz seperti Jack Lemmers yang kemudian berganti nama menjadi Jack Lesmana dan Amir Saragih atau akrab dengan panggilan Bill Saragih di Hotel Des Indes Jakarta.
Ketika Bung Karno meniupkan semangat anti-Barat pada tahun 1963, Melody Boys pun lalu mengganti nama menjadi Melodi Ria. Sejak saat itu muncul pelarangan menyanyikan lagu-lagu Barat.
Tidak kondusifnya suasana seperti ini, justeru membuat Benyamin terpacu di wilayah kreativitas. Benyamin lalu memilih idiom musik Betawi, yaitu gambang kromong dalam ekspresi bermusiknya. Sebetulnya, ia hanya menyerap anasir gambang kromong yang kemudian dibaurkan dengan instrumentasi Barat. Dalam beberapa hal, Benyamin justru mengabaikan beberapa pakem dalam gambang kromong. Ini merupakan gagasan cerdas, karena ia yakin musik yang dipilihnya bukan lagi untuk konsumsi lokal dalam hal ini budaya Betawi, tetapi untuk masyarakat seluruh Indonesia.
Sosok Benyamin pun tak hanya dikenal penyanyi dan aktor saja, melainkan sebagai komposer yang mumpuni. Bing Slamet, seniman serba bisa yang dianggap Benyamin sebagai guru, adalah orang pertama yang mengintip bakat Bang Ben sebagai komposer. Bing Slamet pula yang menyanyikan lagu karya Benyamin ‘Nonton Bioskop’ pada akhir era 60-an. Beberapa album solo Bing Slamet selalu berisi lagu-lagu karya Benyamin S seperti Hujan Gerimis atau Endeng-Endengan. Baik Bing dan Ben bahkan pernah berkolaborasi menulis lagu, misalnya lagu ‘Ada-Ada Saja’ yang terdapat dalam album Bing Slamet dan Eka Sapta.
Eksperimen musik Benyamin bahkan merengkuh lebih jauh. Seniman ini mulai menyerap banyak anasir musik yang tengah menjadi tren. Pada akhir 60-an hingga awal 70-an, ia terasa banyak mengambil idiom blues seperti dari repertoar pemusik blues Inggiris, John Mayall & The Bluesbreakers, hingga racikan soul ala James Brown. Secara kebetulan, baik blues maupun soul memang memberikan ruang yang leluasa untuk ekspresi yang spontan dan hal ini ternyata seolah berjodoh dengan budaya Betawi yang nyablak itu.
Penyanyi pujaannya Sam Saimun serta Bing Slamet."Kalau penyanyi perempuan gak ade yg gue demenin".Sebagai anak muda ia juga kena pengaruh Elvis Presley "Kalau The Beatles sama Mick Jagger gak ngaruh,tapi John Mayall sama James Brown,gua demen banget dah".
Tak mengherankan kalau album blues Betawi Benyamin S kental dengan kedua penyanyi gacoannya."Gue pengennya jadi penyanyi dari pada maen pelem. Soalnya gue gak suka disuruh gaya ini itu, biarpun temen maen pelem perempuan bahenol".
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling popular pada zamannya di Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar. Sampai-sampai Lilis Suryani salah satu penyanyi yang terkenal saat itu tersaingi.
Sejak menyandang gelar Aktor Terbaik Festival Filem Indonesia 1977, Benyamin langsung pasang harga tinggi untuk setiap show atau main filem. Konon bintang komedi Betawi itu minta honor Rp.10,- juta untuk berperan sebagai "Raja Copet" produksi perdana Japos Filem.
"Pale lu kayak gasing singit,sepuluh juta dari mane,dari engkong lu?'sergah Benyamin S saat diminta konfirmasi.
Bens mengeluhkan pemberitaan media yang dianggap berlebihan.
"Bini gue jadi curige,koq yang disetor cuma 2 juta perak.Sisanya dikemanain?.
Beruntung isterinya bisa memahami kalau Benyamin memang cuma terima honor main sebanyak itu.
"Bini gua orangnya pengertian banget, kagak kayak Oma Irama yg gerah gue dibayar segitu. Dia bilang kenapa mau terima segitu, Harmoko bos Japos Filem duitnya segudang".
Bens menjelaskan dirinya tak mau kemaruk soal urusan duit.
"Itu sdh diatur sama Allah SWT".
"Ya betul tapi nama lu di pakai terus2an jadi judul filem Brenyamin Raja Copet, Benyamin Kawin Lagi, Benyamin Tukang Kredit, Benyamin segala macem lainnya".
"Ya tabik tuan, ane udeh dari sono nya begitu"jawab Bens sambil menggerutu "Laah, lu doyan kawin saja gua kagak repot". Oma Irama langsung tertawa.."
“naaah lu kemana aje, Bini nya Oma bukan cuma Veronica".
Bersambung ....
Sumber :
Majalah Aktuil
https://dennysakrie63.wordpress.com/…/benyaminspenghiburse…/
#sejarahbetawi
#sejarahjakarta
Isi Komentar :
|
|