Minggu, 04 Agustus 2024 - 00:46:00 WIB
Kategori: Politik - Dibaca: 104 kali
Isi Komentar :
Kekuasaan
Diposting oleh : AdministratorKategori: Politik - Dibaca: 104 kali
[suluh.co.id] Jakarta, 04 Agustus 2024
Kekuasaan
Pada awal dunia, Allah menunjuk seluruh manusia (Bani Adam) agar menjadi khalifah di muka bumi. Namun, dalam pikiran manusia tidak mungkin banyak manusia mengelola bumi ini. Maka ditunjukklah seseorang untuk menjadi pimpinan, wakil dari manusia (Rakyat) itu sendiri. Namun sayangnya, meskipun ia adalah wakil dari rakyat, namun ia mulai sombong, merasa dicintai dan membuat kebijakan dengan sewenang-wenang.
Lama kelamaan, dari awalnya rakyat yang menguasai pemimpinnya, menjadi pemimpin yang menguasai rakyat dan negaranya. Demikianlah, ia semakin sewenang-wenang, padahal rakyat memilih dirinya. Hanya setiap 5 tahun ia menjadi baik kembali, dan setelah ia dipilih maka ia kembali sewenang-wenang, melanggar aturan, bahkan norma.
Dari seorang pemimpin, menjadi seorang raja, dari seorang raja, menjadi anak tuhan. Sampai suatu ketika, rakyat memberontak, dan akhirnya negara itu runtuh. Namun diangkat kembali pimpinan untuk mereka, kembalilah ia menjadi diktator, sama seperti sebelumnya.
Tiada seseorang pun yang berpikir bahwa ketika mereka terus menangkat seseorang menjadi pemimpin, maka ia hanya akan mengulang-ulang kesalahan yang sama, merasa dicintai, licik sampai akhirnya melanggar hukum. Apapun yang terjadi, seorang "penguasa" akan kembali ke lingkaran setan itu, karena nafsu dipakai tanpa akal.
Ada beberapa orang yang berusaha mengubah itu, namun tanpa penguasa, maka negara tidak akan ada. Tidak akan ada aturan dan tidak akan ada kebijakan. Rakyat akan berlaku sewenang-wenang, tanpa adanya penguasa. Namun jika ada penguasa maka penguasa itulah yang akan berlaku sewenang-wenang.
Ada pula beberapa penguasa licik yang berkali-kali minta maaf, merasa itu adalah suatu kekhilafan belaka. Mengambil hati rakyat, dan menghancurkan hati mereka didepan mata mereka sendiri.
Penguasa-penguasa ini hanya antara dikontrol ataupun mengontrol. Jika memang ia terlalu lemah, maka ia menjadi boneka dari kekuatan-kekuatan politik yang lebih besar, jika memang ia terlalu kuat, maka rakyat yang akan menjadi boneka-boneka dari kekuasaanya.
Nampaknya memang tiada yang boleh menanggap dirinya berkuasa. Allah menunjuk semua manusia untuk berkuasa, bukan hanya satu, bukan beberapa dan bukan tiada.
Dan setiap hal negatif pasti akan dikaitkan dengan tiga hal ini.
"Wanita, Harta dan Kekuasaan"
Numair Rodja - FB
0 Komentar :
Isi Komentar :
|
|