Korporasi dan Startup
Diposting oleh : AdministratorKategori: Ekobiz - Dibaca: 85 kali
[suluh.co.id] Jakarta, 09 Oktober 2024
Ada perbedaan besar antara corporate dan startup
Corporate
Saya 3 kali ikut konferensi Industrial Relations APINDO di Bali, Solo, dan terakhir di Semarang. Yang saya sukai dari forum ini selain berjaringan adalah pembelajaran dari para pemilik korporasi. Benang merahnya adalah kreasi dan spiritualis.
Perusahaan mereka fokus pada membuat sesuatu, to create and to produce, dilengkapi manajemen yang baik. Memilih orang-orang (dengan karakter) baik.
Belajar dari salah satu pemilik pabrik sepatu just do it dengan karyawan puluhan ribu, ketika harus PHK karena order menurun, 1,500 karyawan korban PHK itu disalami satu-satu.
Sebelum tutup, salah satu pemilik sepatu Bata berjuang bertahun-tahun untuk bertahan, katanya perusahaan ada karena doa-doa karyawan dan keluarganya. Dan karyawannya pun mengkonfirmasi doa2 itu. Sampai krisis tak terbendung dan memaksanya tutup.
Hari ini saya menyimak paparan Irwan Hidayat pengusaha jamu. Beliau juga menjalankan bisnis untuk mencipta dan menebar cinta. Beliau cerita tentang memilih bintang iklan di awal2 tolak angin diproduksi. Dia pilih model iklan dengan alasan kasihan pada orang tersebut yang sedang ditimpa musibah dan ingin membantu. Bintang iklannya bukan orang terkenal. Kecuali si Profesor.
Fondasi manajemen HR-nya adalah mencintai karyawan.
Startup
Pada awalnya berangkat dari sebuah kreasi. Disrupsi. Niat mengubah dunia lebih baik.
Akan tetapi, dengan hype angel investor dan venture capital, maka lahirlah berbagai macam kreasi inovatif walaupun tak signifikan. Lama kelamaan, sepertinya VC semakin semangat “beternak” dengan cara berinvestasi pada 3 startup dengan produk yg sama dan bersaing satu sama lain. VC memaksa mereka berpacu menguasai pasar dengan metode masing-masing. Yang menang di pasar dipakai, yang kalah diakuisisi oleh si pemenang. Zero sum game.
Manajemennya jauh dari cinta, tapi manajemen bakar uang dan pada akhirnya manajemen efisiensi untuk profit.
Siang ini saya menikmati sharing pak Irwan Hidayat tentang manajemen cinta. Direktur HR-nya memberi kesaksian dan dibilang, "kamu harus mencintai karyawan. Nanti saya baik sama kamu"
Sido Muncul, manajemen anomali.
Nuning Hallett - FB
Isi Komentar :
|
|